Yes, I do believe. Itulah jawaban yang
akan saya lontarkan jika ada yang bertanya kepercayaan saya akan keberadaaan
tuhan. Dia-lah Tuhan berkekuatan super dahsyat, Maha Pengatur segala di balik
kompleksitas empiris dunia ini. Maha Pengatur rotasi dan revolusi bumi ini
hingga anak semut yang kelaparan. Terdapat sebuah teori yang mengatakan bahwa
segala sesuatu yang berada di dunia ini bergerak, berjalan dan berkembang
menurut kehendak dan kekuatannya sendiri, saya tidak percaya. Jika hal tersebut
benar, mengapa hal-hal buruk di dunia ini terjadi. Bukankah segala sesuatu
apapun itu menginginkan kebaikan, kedamaian dan ketentraman hidup. Hal tersebut
juga masih menimbulkan pertanyaan mengapa harus ada keterkaitan antara suatu
hal dengan yang lainnya seperti manusia membutuhkan air, tumbuhan maupun hewan
untuk bertahan hidup. Padahal, bukankah segalanya akan berjalan dengan baik
tanpa saling mengganggu satu sama lain. Itulah campur tangan dan kehendak
Tuhan, Maha Penguasa.
Fakta lain yang menunjukkan akan keberadaan dan kuasa
Tuhan ialah ketika manusia, ciptaan yang memiliki akal melakukan diagnosis dan deteksi
terhadap kejadian alam masih memiliki kesalahan ataupun ketidaktepatan. Di
situlah pihak ke-tiga mengambil peran, Tuhan. Meskipun terbukti ada beberapa
deteksi yang benar terjadi, akan tetapi manusia tetap tidak memiliki daya untuk
menolak ataupun mengendalikannya. Begitulah manusia, ciptaan Tuhan dengan segala
keterbatasaannya. Manusia juga membutuhkan energi supranatural dalam diri untuk
menghadapi hidup. Terdapat sebuah teori menyatakan bahwa Tuhan ialah tidak lain
sebagai tempat pelarian umat manusia, maka saya membenarkan pernyataan
tersebut. Di tengah rasa ketidakberdayaan, manusia membutuhkan tempat
bersandar untuk berpasrah kepada Maha
Penguasa dunia.
I believe in God by my belief. Keyakinan
ini merujuk dan berpedoman pada teks yang tidak lain ialah warisan
turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teks inilah yang
dijadikan pemantapan keyakinan seseorang. Nilai kebenaran yang berulang kali
dinyatakan didalamnya, membuat setiap orang yang yakin tidak berdaya untuk
menolaknya. Pembuktian kebenaran dalam keyakinan ini pun tidak akan memiliki
sinkronisasi jika dipertemukan dengan para scientist yang ingin membuktikan
segala sesuata secara empiris dan logis. Di sinilah keyakinan akan sesuatu yang
abstrak dikedepankan dan menomorduakan rasio.
Allah is the only one God I believe. Tidak
hanya satu golongan atau kelompok yang berbicara mengenai Tuhan. Perbedaan persepsi dan pedoman menimbulkan
perbedaan “Tuhan” pula. Dengan dilahirkan dalam sebuah keluarga yang telah
meyakini dan bebudaya akan suatu keyakinan, seorang anak tercebur dalam
keyakinan dan budaya tersebut. Tetapi seiring berjalannya waktu menuju
kedewasaaan dan tahap pemikiran ke level lebih tinggi, maka seseorang akan
memantapkankan keyakinan yang telah diberikan oleh orang tua dan keluarga di
usia dini. Pencarian jati diri terhadap kebenaran tersebut dilakukan dengan
mendalami apa yang sudah diterima dan didapat yang kemudian menengok keluar
jendela dengan berbagai perbedaan yang ada. Ketika hati ini telah memantapkan
keyakinan “Allah is my the only God”, maka inilah sebuah kebenaran.
It
will never be able to be captured. Salah satu filsuf barat mengungkapkan bahwa,
ketika monyet diminta untuk menggambarkan Tuhannya, maka mereka akan
menggambarkan Tuhan serupa dengan monyet. Begitu pula pada manusia, mereka akan
menggambarkan Tuhan-nya serupa dengan bentuk ataupun perangai manusia. Padahal
Tuhan tidaklah sama dengan manusia atau apa pun. Penggambaran Tuhan bisa
digambarkan seperti ketika seseorang merasa bersedih karena sakit hati ataupun
tersinggung terhadap saudara atau rekannya. Kemudian dia mengungkapkan
perasaannya tersebut kepada salah satu teman dekatnya. Temannya percaya bahwa dia tengah bersedih. Temannya tidak memintanya
untuk menunjukkan dan membuktikan perwujudan kesedihan yang dirasakan. Temannya
percaya karena kesedihan yang dia alami bisa tergambar dari ciri-ciri yang tampak
dari luar. Begitulah Tuhan, keyakinan pada-Nya bukanlah dengan menunjukkan
perwujudannya secara gamblang dan jelas. Tapi Tuhan diyakini dengan ciri-ciri
yang tampak jelas di semesta alam.
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.