Thursday, December 8, 2011

God


Yes, I do believe. Itulah jawaban yang akan saya lontarkan jika ada yang bertanya kepercayaan saya akan keberadaaan tuhan. Dia-lah Tuhan berkekuatan super dahsyat, Maha Pengatur segala di balik kompleksitas empiris dunia ini. Maha Pengatur rotasi dan revolusi bumi ini hingga anak semut yang kelaparan. Terdapat sebuah teori yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang berada di dunia ini bergerak, berjalan dan berkembang menurut kehendak dan kekuatannya sendiri, saya tidak percaya. Jika hal tersebut benar, mengapa hal-hal buruk di dunia ini terjadi. Bukankah segala sesuatu apapun itu menginginkan kebaikan, kedamaian dan ketentraman hidup. Hal tersebut juga masih menimbulkan pertanyaan mengapa harus ada keterkaitan antara suatu hal dengan yang lainnya seperti manusia membutuhkan air, tumbuhan maupun hewan untuk bertahan hidup. Padahal, bukankah segalanya akan berjalan dengan baik tanpa saling mengganggu satu sama lain. Itulah campur tangan dan kehendak Tuhan, Maha Penguasa.
Fakta lain yang menunjukkan akan keberadaan dan kuasa Tuhan ialah ketika manusia, ciptaan yang memiliki akal melakukan diagnosis dan deteksi terhadap kejadian alam masih memiliki kesalahan ataupun ketidaktepatan. Di situlah pihak ke-tiga mengambil peran, Tuhan. Meskipun terbukti ada beberapa deteksi yang benar terjadi, akan tetapi manusia tetap tidak memiliki daya untuk menolak ataupun mengendalikannya. Begitulah manusia, ciptaan Tuhan dengan segala keterbatasaannya. Manusia juga membutuhkan energi supranatural dalam diri untuk menghadapi hidup. Terdapat sebuah teori menyatakan bahwa Tuhan ialah tidak lain sebagai tempat pelarian umat manusia, maka saya membenarkan pernyataan tersebut. Di tengah rasa ketidakberdayaan, manusia membutuhkan tempat bersandar  untuk berpasrah kepada Maha Penguasa dunia.
I believe in God by my belief. Keyakinan ini merujuk dan berpedoman pada teks yang tidak lain ialah warisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teks inilah yang dijadikan pemantapan keyakinan seseorang. Nilai kebenaran yang berulang kali dinyatakan didalamnya, membuat setiap orang yang yakin tidak berdaya untuk menolaknya. Pembuktian kebenaran dalam keyakinan ini pun tidak akan memiliki sinkronisasi jika dipertemukan dengan para scientist yang ingin membuktikan segala sesuata secara empiris dan logis. Di sinilah keyakinan akan sesuatu yang abstrak dikedepankan dan menomorduakan rasio.
 Allah is the only one God I believe. Tidak hanya satu golongan atau kelompok yang berbicara mengenai Tuhan.  Perbedaan persepsi dan pedoman menimbulkan perbedaan “Tuhan” pula. Dengan dilahirkan dalam sebuah keluarga yang telah meyakini dan bebudaya akan suatu keyakinan, seorang anak tercebur dalam keyakinan dan budaya tersebut. Tetapi seiring berjalannya waktu menuju kedewasaaan dan tahap pemikiran ke level lebih tinggi, maka seseorang akan memantapkankan keyakinan yang telah diberikan oleh orang tua dan keluarga di usia dini. Pencarian jati diri terhadap kebenaran tersebut dilakukan dengan mendalami apa yang sudah diterima dan didapat yang kemudian menengok keluar jendela dengan berbagai perbedaan yang ada. Ketika hati ini telah memantapkan keyakinan “Allah is my the only God”, maka inilah sebuah kebenaran.
It will never be able to be captured. Salah satu filsuf barat mengungkapkan bahwa, ketika monyet diminta untuk menggambarkan Tuhannya, maka mereka akan menggambarkan Tuhan serupa dengan monyet. Begitu pula pada manusia, mereka akan menggambarkan Tuhan-nya serupa dengan bentuk ataupun perangai manusia. Padahal Tuhan tidaklah sama dengan manusia atau apa pun. Penggambaran Tuhan bisa digambarkan seperti ketika seseorang merasa bersedih karena sakit hati ataupun tersinggung terhadap saudara atau rekannya. Kemudian dia mengungkapkan perasaannya tersebut kepada salah satu teman dekatnya. Temannya percaya bahwa dia  tengah bersedih. Temannya tidak memintanya untuk menunjukkan dan membuktikan perwujudan kesedihan yang dirasakan. Temannya percaya karena kesedihan yang dia alami bisa tergambar dari ciri-ciri yang tampak dari luar. Begitulah Tuhan, keyakinan pada-Nya bukanlah dengan menunjukkan perwujudannya secara gamblang dan jelas. Tapi Tuhan diyakini dengan ciri-ciri yang tampak jelas di semesta alam.

No comments:

Post a Comment

Thank you for the comment.

Mulai tertata (Fri, Day 17 2025)

Dari bangun, langsung bergegas mulai belajar. Padahal rencana mau bangun jam 7. Eh malem semalem baca 2 artikel sebelum tidur dan bikin susa...