Di bulan Januari lalu aku menciba mendaftarkan diri untuk menempati posisi Subject Matter Expert (SME) di kantor. Ternyata aku masih gagal. Sebelumnya, kira-kira di bulan September tahun lalu aku pun sempat mendaftar, sayangnya aku pun gagal.
Di proses seleksi tahun lalu, aku bisa melalui tahap penyaringan berdasarkan performance, hasil tes, dan sampi di tahap wawancara. Saat itu aku di wawancarai oleh atasannya atasanku. Waktu itu kanto membutuhkan 2 SMEs dan ternyata seperti yang disampaikan sewaktu wawancara, ada dua kandidat yang sangatlah kuat. Alhasil, mereka berdua lah yang terpilih.
Tapi, aku merasa senang karena masuk sampai pada tahap wawancara itu memberiku kesempatan untuk berbicara langsung dengan atasanku. Selama ini mungin dia hanya mengenal nama saja. Menurutku, selalu seru dan menyenangkan bisa mengenal orang-orang yang sudah menempati posisi-posisi kepemimpinan. Aku seringkali berusaha untuk mengamati dan mencuri ilmu sebanyak-banyaknya dari bagaimana para leaders (pemimpin) memainkan perannya. Anyway, aku merasa senang karena aku mendapatkan beberapa feedback positive dari ataasannya atasanku itu.
Du bulan Desember yang lalu, ada lagi posisi SME yang kosong dan aku mencoba lagi mendaftar. Sayangnya, aku bahkan tidak lolos penyaringan karena ada beberapa nilai performance ku yang merah. Akan tetapi pada saat yang sama aku pun merasa senang karena aku mendapat feedback yang sangat bagus dari atasanku dan juga atatsannya atasanku. Bahkan mereka sendiri pun menyayangkan karena aku tidak bisa lolos ke tahap berikutnya.
Sebenarnya ini bukan yang pertama atau kedua kalinya. Aku sudah mencoba mendaftar berkali-kali. Dan, semakin ke sini, aku semakin sedih ketika aku tidak bisa berhasil terpilih. Apakah aku kecewa? Pastinya. Apakah aku terluka? Pastinya. Ya, inilah yang biasanya aku dan kamu rasakan ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Tapi, apalah arti ketidaksesuaian itu kalaupun toh aku masih bisa terus berjalan maju melalui hari-hari dengan banyak hal lain lagi. Pertanyaannya, apakah aku akan mencari-cari kegagalan-kegagalan lainnya? Sepertinya iya. Karena sebuah kesempatan itu adalah sebuah pintu yang aku coba untuk membukanya dengan menggunakan kunci dan alat yang aku punya. Kalau aku masih saja tidak bisa membukanya, aku akan mencari punti kesempatan lain dan mencoba lagi untuk membukanya. Toh, kesedihan itu pun hanya sesaat dan akan terkalahkan dengan perasaan bahagia ku jauh lebih banyak dan lebih besar.
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.