Di usiaku saat ini, aku mulai menyadari betapa bedanya ketika menyandang status sebagai mahasiswa dan sebagai seorang karyawan atau pekerja. Aku merasakan sebuah kebanggan tersendiri ketika masih bisa memperkenalkan diri sebagai seorang mahasiswa di sebuah universitas. Di sisi lain, status sebagai mahasiswa juga memberikan sedikit dampak "memudakan" usiaku, hehe. Seringkali, aku menempatkan statusku sebagai pekerja di nomor dua. Padahal kenyataannya, kuliyahku lah yang seringkali ada di nomor dua kan. Tapi bagaimanapun juga, biarlah semua lika-liku perjuangan menjadi mahasiswi sekaligus pekerja ini nantinya akan menjadi sebuah cerita untuk anak cucu ku di masa mendatang sebagai salah satu penyemangat mereka.
Salah satu hal yang bisa aku pelajari selama menjadi adalah bahwa terdapat beberapa fasilitas yang ternyata ada tetapi tidak atau belum tentu diketahui seluruh mahasiswa. Wajar saja, karena sejauh ini aku belum pernah menemukan sosialisasi khusus terkait hal ini. Fasilitas yang aku maksud disini adalah dana dalam jumlah tertentu yang dianggarkan bagi setiap mahasiswa untuk mengembangkan diri. Aku lupa nominalnya yang pasti (waktu itu bagian keuangan pernah menyebutkan), tapi bisa jadi setiap institusi punya kebijakan dengan nominal yang berbeda-beda. Ada banyak sekali cara bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri (secara akademik ataupun non-akademik) seperti, mengikuti perlombaan, menghadiri seminar atau konferensi dan lain sebagainya, baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. Dan ini adalah tugas dinas.
Ternyata, bukan para dosen saja kan yang berkesempatan menjalankan tugas dinas? para mahasiswa juga punya kesempatan yang sama. Dan, pastinya di sela-sela perjalanan tugas dinas ini bias dimanfaatkan untuk menjelajahi daerah sekitar yang belum pernah dikunjungi.
Alhamdulillah,hingga saat ini aku berkesempatan untuk mengikuti dua kegiatan dengan dukungan yang besar dari pihak kampus. Ini semua juga tidak terlepas dari dukungan Kaprodi (Kepala Program Studi) yang bersedia memmberikan bimbingan dan arahan. Pertama, aku mengikuti konferensi internasional di salah satu universitas negeri di Malang pada tahun lalu. Kedua, segala puji bagi Allah swt., dua bulan lalu aku pun ke Singapur, perjalanan luar negeri pertamaku, untuk mengikuti kegiatan yang kurang lebih sama. Dari kedua pengalaman ini dan beberapa pengalaman yang lain, aku belajar bahwa untuk mempresentasikan paper atau makalah dalam konferensi internasional, aku tidaklah harus sempurna. Yang aku perlukan adalah keberanian untuk tampil di depan orang-orang hebat dengan menyampaikan gagasan-gagasan dan kemudian membuka hati dan pikiran selebar-lebarnya dan selus-luasnya untuk menerima kritik dan saran. Justru inilah pelajaran tersbesar yang perlu diambil dan kemudian dijadikan bekal untuk melakukan kajian, meneliti dan menulis di kemudian hari.
Seperti konferensi pada umumnya, panitia akan mengundang para akademisi, mahasiswa dan praktisi untuk mengirimkan abstrak dari makalah yang telah dibuat, baik dalam bentuk kajian pustaka maupun penelitian lapangan. (Contoh abstrak yang aku kirimkan). Setelah melalui tahap review oleh panitia, panitia akan mengirimkan email apakah makalah tersebut diterima dan dapat dipresentasikan dalam konferensi tersebut. (Contoh LoA - Letter of Acceptance). Nah, dengan berbekal makalah dan surat undangan ini lah, pengajuan dana bisa dilakukan. Beberapa dokumen yang perlu dilampirkan adalah sebagai berikut:
- Surat permohonan dana (ditandatangani oleh Kaprodi - Kepala Program Studi) ditujukan ke Wadek (Wakil Dekan) Bagian Akademik
- Rincian dana sederhana (hal yang diperlukan beserta nominal dana)
- Undangan (LoA)
- Salinan makalah
- Salinan rangkaian kegiatan
Semua dokumen diatas aku serahkan ke bagian umum administrasi dan nantinya akan diproses. Setelah semua upaya ini dilakukan, tugasku selanjutnya adalah banyak-banyak berdo'a semoga Allah meridhoi dan melancarkan segala hajat. Aku kembali lagi ke kanto bagian umum ini setiap hari untuk mengupdate informasi proses pengajuan dana ini. Ketika surat sudah sampai ke Wadek yang dituju, semua dokumen akan sampai di bagian keuangan dan tibalah saatnya untuk membicarakan jumlah biaya yang akan ditanggung seperti biaya transportasi, registrasi, maupun akomodasi. Dalam sebuah kegiatan, tidak semua biaya akan ditanggung, tergantung kebijakan bagian keuangan. Tapi, ini sudah lebih dari cukup untukku, alhamdulillah. Pada saat yang sama, departemen lain pun akan mulai mempersiapkan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) yang perlu di bawa dalam kegiatan dan ditandatangani oleh panitia pelaksana kegiatan.
Sekembalinya dari kegiatan, aku diminta untuk mengumpulkan beberapa dokumen berikut:
- SPPD bertandatangan panitia pelaksana kegiatan
- Boarding pass asli keberangkatan dan kepulangan
- Foto kegiatan
Ketika semua dokumen itu sudah diserahkan, maka selesai lah tugas dinas yang diemban. Selesainya tugas ini bukanlah berarti akhir dari segalanya. pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti kegiatan akan terus dibawa seumur hidup untuk terus dikaji dan disebarluaskan. Untuk itu, adik-adik dan teman-temanku, para mahasiswa, yuk kita manfaatkan kesempatan bagus ini untuk mengembangkan diri. Sekian dan semoga bermanfaat. Salam senyum dan semangat.