Monday, January 15, 2024
Jalan-jalan keliling Kota Lancaster (Day 7)
Saturday, January 13, 2024
Ajak temen baru keliling kampus (Day 6)
Karena hari ini hari Sabtu, aku memutuskan buat agak sedikit bersantai. Maksudnya gak harus banyak baca buku atau artikel penelitian hari ini. Aku mau selesaikan baca buku The Alchemist yang aku bawa dari Indonesia.
Pagi tadi aku coba lagi bawa pakaian ke tempat cuci baju umum Circuit. Padahal udah bawa deterjen, tapi ternyata bayarnya tuh pakai kartu Circuit atau pakai app. Dan, appnya harus di top up pakai Paypal. Aku kan gak punya paypal. Duh, ribet banget. Gak jadi lagi deh cuci baju. Aku mau coba pake kartunya aja, tapi aku harus ambil di kantor pos dulu dan baya 2 pounds.
Wednesday, January 10, 2024
Kuliah S3 Gak Punya Kelas, Tapi Kantor! (Day 3)
Seharian aku sibuk urus beberapa hal soal matkul atau coursework yang bakal aku ambil semester ini. Cukup mepet karena perkuliahan akan dimulai minggu depan dan aku harus mengusulkan beberapa pilihan supaya bisa di cek apakah masih ada kursi kosong di kelas. Setelah konsultasi sana sini dan cek beberapa kali, alhamdulillah udah final pilihanku untuk semester ini. Aku gak mau ambil terlalu banyak karena aku pengen tahu dulu kira-kira alurnya seperti apa dan beban kuliahnya seberat apa.
Untuk kredit, aku ambil matkul Critical Discourse Analysis dan ada Quantitative Research Method. Untuk research method, itu udah wajib dari program PhD ku. Untuk tambahan, aku ambil matkul Pragmatics dan Stylistic untuk audit. Nah, untuk audit ini, aku harus ikuti semua kelas dan kegiatan perkuliahan, tapi aku gak wajib nulis tugas akhirnya. Ya karena gak masuk di kredit sih. Untuk tambahan, aku ambil kelas dari Fakultas matkul Designing, Undertaking and Surviving Doctoral Research, berharap aku bisa memulai PhD ku ini dengan perencanaan yang insya Allah sebaik mungkin. Jadi, Fakultasku, Faculty of Arts and Social Sciences (FASS) punya program Researcht Training Program (RTP) yang bisa diikuti oleh siapa aja secara gratis.
Setelah semua selesai, Elaine bilang kalo udah ada kunci buat kantorku di kampus dan aku bisa ambil. Karena jarak kosanku dan kampus yang deket banget, cuma 10-15 menitan jalan kaki, jadi aku samperin. Dan ternyata nyaman banget,. Dari jendela aku bisa lihat pohon gede. Gak ada daunnya sih karena musim dingin, tapi cakep banget. Ada 3 meja dan kursi disana dan untuk saat ini aku sendirian. Nanti akan ada mahasiswa PhD lainnya yang nyusul minggu depan.
Haha, aku gak pernah tau kalo kuliah PhD tuh dikasih ruang kantor khusus gini buat belajar. Ya Allah, kalo udah gini mah gak ada alasan lagi buat gak belajar. Alhamdulillah. Do'akan aku ya semuanya. Bismillah.
Tuesday, January 9, 2024
Ternyata Seflexibel ini PhD (Day 2)
Saturday, March 13, 2021
Menembus ruang dan waktu, siapkah kamu? #Day13
Aku masih teringat suatu hari ketika aku berkunjung ke Pesantren Ekologi At-Thariq di Garut yang dipimpin oleh Ibu Nisa dan Abah, suaminya. Suatu hari Abah mengatakan bahwa kita, manusia, itu terbatas oleh ruang dan waktu. Kita mempunya versi kenyataan masing-masing yang mencakup satu waktu saja dimana kita ada didalamnya. Dan, apa yang kita lihat hanyalah sekedar apa yang bisa kita jangkau oleh lima panca indera kita, dan yang paling jauh bisa dijangkau oleh pandangan mata kita.
Akan tetapi sepertinya sekarang tidaklah seperti itu lagi. Teknologi sudah memungkinkan kita semua untuk menembus ruang dan waktu. Contoh, aku yang ada di Malaysia saat ini bisa berkomunikasi melalui video call dengan Mamak dan Adikku yang ada di Indonesia pada saat ini juga. Ruang dan waktuku bisa ditembus dengan begitu mudahnya. Suatu saat hal ini mulai membuatku heran.
Aku beberapa kali mengamati media sosial, terutama Instagram dengan fitur live video yang ada di sana. Ketika aku perhatikan, kebanyakan apa yang mereka tunjukkan atau lakukan adalah kegiatan sehari-hari saja, seperti memotong sayuran untuk di masak, membajak sawah, karaokean, menyetrika, atau sekedar bercakap-cakap dengan kawan-kawan saja entah melalui telepon atau sekedar berkumpul bersama. Pertanyaannya adalah, untuk apa? Dan, kenapa? Selain itu, hal lain yang aku perhatikan adalah, adakalanya live video yang disiarkan itu hanya ditonton oleh satu atau dua orang saja, atau malah tidak ada yang menonton sama sekali. Dari mana aku tahu? Pastinya dari angka viewers di samping simbol mata yang ada di layar live video, coba deh perhatikan. Lagi-lagi aku bertanya, kenapa orang harus menyiarkannya melalui? Pertanyaan ini selalu muncul dan aku masih belum juga menemukan jawabannya. Tapi, yang jelas adalah hal ini mengingatkan ku dengan apa yang Abah katakan di atas dan sekarang tidak sama lagi.
Baru saja aku bertanya dengan salah satu teman di rumah tentang pertanyaan ini. Mengapa? Menurut dia, ini bisa jadi karena adanya kebutuhan, yang pertama untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman yang ada di sosial media, atau yang kedua sebagai media untuk show off. Iya, bisa jadi hanya ingin berbagi informasi dengan teman-teman yang ada di sosial medianya saja. Tapi menurutku, kalau memang begitu, kenapa tidak menelepon atau video call pribadi saja, jadi bisa berkualitas komunikasinya karena kalau di live video akan disaksikan banyak orang dan mungkin akan tidak nyaman jika ingin membahas hal-hal tertentu. Kemungkinan yang kedua adalah untuk show off atau menunjukkan jati diri ke publik. Menurutku, secara langung atau dengan kata lain hal ini seperti upaya untuk pencarian validasi dari orang lain. Misalkan, seperti yang temanku katakan, ada seseorang yang memang bagus dalam mengambil foto. Dia akan memposting hasil foto-fotonya di sosial media dan bisa jadi salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari para penonton bahwa hasil karyanya memang bagus. Meskipun tidak dipungkiri juga ada beberapa orang yang menggunakannya untuk peluang bisnis oya mencari pelanggan yang akan menggunakan jasanya.
Kembali lagi soal siaran langsung tidak penting yang ada di sosial media, suatu hari aku juga pernah bertanya ke dua teman di kantor. Sangat sederhana, mereka mengatakan bahwa orang yang melakukan hal yang serupa mungkin merasa kesepian, makanya mereka mencari perhatian di sosial media untuk di perhatikan. Well, it does make sense. Hal ini mengingatkanku dengan apa yang Deddy pernah katakan di siaran podcastnya di Youtube kalau zaman sekarang orang-orang itu butuh ditemani, makanya ada banyak siaran langsung mabar (main bareng) game yang ditonton banyak orang di sosial media. Tapi, kalaupun toh memang iya ini adalah penyebabnya, kesepian, aku jadi semakin penasaran lagi apa yang nantinya mungkin terjadi kalau keinginan atau kebutuhan seseorang untuk mendapatkan perhatiannya itu tidak terpenuhi. Bisa jadi orang tersebut merasa sedih, kecewa dan bahkan depresi. Yang paling menyeramkan adalah sampai ada beberapa orang yang melukai diri sendiri dan bahkan bunuh diri di siaran online. Menyeramkan. Sebegitu kesepiannya kah?
Tiba-tiba, aku jadi teringat dengan Bapakku. Di rumah hampir setiap hari pasti ada teman-teman Bapak yang bertamu ke rumah dan mengobrol sampai tengah malam. Seringkali aku sudah tidur sebelum para tamu pulang. Atau, ada kalanya juga Bapak berkunjung ke rumah temannya dan pulang di malam hari. Sepertinya mereka menikmati obrolan-obrolan ringannya saat berkumpul. Terkadang juga Bapak mengikuti perkumpulan Yasinan rutin dari satu rumah ke rumah lain di desaku. Selain itu, aku pun jadi ingat ketika aku di masa-masa sekolah. Aku bermain dengan teman-temanku ke sawah mencari keong dan ikan-ikan kecil, kemudian mandi di kali. Inilah caranya saat itu mengisi rasa kesepian dalam keterbatasan ruang dan waktu. Kami menikmati waktu kebersamaan yang nyata dengan penuh nikmat. Beda dengan sekarang ini.
Sekarang, canggihnya teknologi memungkinkan kita semua untuk menjangkau dunia di luar batas ruang dan waktu kita secara fisik yang membuat pikiran dalam otak dan perasaan dalam hati kewalahan sehingga mengabaikan apa yang bisa dijangkau dan berusaha meraih apa yang sesungguhnya sangatlah jauh dari jangkauan. Tapi, terkadang aku pun berpikir, bukankah canggihnya teknologi itu bagus? Lagi-lagi, ini bukan persoalan kecanggihan teknologi itu sendiri tapi bagaimana kita bisa mengontol diri kita dalam penggunaanya. Itu menurutku. Oleh karena itu, aku memilih untuk mengambil satu langkah ke belakang dalam menggunakan sosial media, terutama Instagram dan Facebook karena setelah aku renungkan, dengan waktuku yang hanya 24 jam dalam sehari ini, aku tidak ingin energiku habis dengan melihat atau bahkan memikirkan hal-hal di luar sana. Aku memilih untuk hidup di sini saja dan saat ini saja dan menjangkau apa yang bisa aku jangkau saja.
Kesedihan berbuah senyuman #Day12
Aku menyimpan foto ini sudah lama, kira-kira dua tahun yang lalu ketika beberapa bulan awal aku pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia. Aku masih ingat waktu itu aku membaca e-booknya ketika aku ada di kereta, tapi entah sewaktu berangkat atau pulang kerja. Bukunya berjudul Belajar Hidup dari Rumi: Serpihan-serpihan puisi penerang jiwa oleh Haidar Bagir. Kalian bisa coba cari di Google Play Books di Android kalian dan kalian bisa unduh gratis untuk dibaca.
Sambil membaca, aku menyimpan beberapa halaman yang mengesankan buatku. Tapi, sepertinya aku sudah menghapus beberapa lainnya dengan alasan yang bahkan aku sendiri sekarang sudah lupa. Jadi, sekarang tinggal ada satu bagian yang tersimpan. Biaasanya ketika aku menyimpan suatu hal di handphone atau di buku catatanku, itu berarti ada hal-hal tertentu yang membuatku tertarik dan merasa ada koneksi dari apa yang aku temukan dan apa yang aku alami pada saat itu. Dan, biasanya di saat itu juga aku berencana untuk menuangakannya ke dalam tulisan. Sayangnya kenyataan tidak selalu sesuai dengan keinginan. Hehe. Maksudku, aku punya keinginan untuk menulis tetapi kenyataannya jari-jariku tidak tergerak sama sekali untuk menulis. Ya, alhasil tidak ada tulisannya hingga saat ini, setelah dua tahun. Oleh karena itu, saat ini adalah waktunya aku menunaikan keinginanku itu supaya hal ini tidak mengganjal di perasaan dan pikiranku.
Aku coba membaca lagi teks yang tertulis disini. Saat aku membacanya, aku langsung memaknai bahwa ada kalanya aku harus kehilangan sesuatu atau seseorang sehingga nantinya aku akan dipertemukan dengan sesuatu atau seseorang yang baru lainnya. Kehilangan pastilah menyedihkan, tetapi disitulah ada pintu yang terbuka untuk yang lain dan baru tumbuh atau datang mengisi kekosongan itu. Ketika hal ini terjadi, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menerima dan melepaskan sesuatu atau seseorang yang hilang itu dengan harapan bahwa ini akan membukakan pintu untuk kebaikan dan kebahagianku yang lebih di kemudian hari. Lalu, bagaimana kalau akhirnya yang lain dan baru tidak datang atau tidak tumbuh? Itu berarti aku sudah rugi serugi-ruginya? Menurutku tidak, apalah arti mempunyai harapan yang besar di masa datang kalau kita tidak bisa menikmati dan memaksimalkan kesempatan hidup kita hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini. Hehe, sepertinya aku sudah mulai bicara melantur.
Hal ini mengingatkan aku dengan peristiwa waktu itu ketika seorang laki-laki yang aku kagumi, hormati, dan hargai dan aku harapkan bisa menjadi pasangan hidupku ternyata pergi begitu saja meninggalkan aku dan menikah dengan perempuan lain. Aku sangatlah sedih waktu itu. Tetapi apa dayaku? Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Peristiwa ini jadi salah satu pelajaran buatku bahwa ada hal-hal yang bisa aku kendalikan atau aku kontrol dan ada hal-hal lain dan bahkan lebih banyak lagi yang ada diluar kendali atau kontrolku. Mau tidak mau aku harus menerima dan melepaskan. Saat itu, apakah aku mengharapakan akan datangnya orang yang lebih baik nantinya? Terpikir pun tidak. Cukup berusaha untuk menerima, itu saja. Selain itu, catatan ini juga ini mengingatkan aku tentang hari meninggalnya Bapak. Aku membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk menghadapi kesedihanku karena kehilangan Bapak. Seperti yang kita semua tahu, Bapak tidak akan pernah terganti.
Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu sejak meninggalnya Bapak dan kepergian laki-laki itu, ada banyak sekali hal yang sudah aku lalui dan aku pelajari. Banyak sekali pengalaman dan pengetahuan sampai sejauh ini yang sudah menjadikan aku sosok yang sekuat dan setegar ini dengan berbagai kemampuan diriku yang terus aku asah dan tingkatkan. Sedikit demi sedikit kesedihanku yang mendalam waktu itu tidak lagi membuatku menangis, tapi tersenyum. Mau bagaimana lagi, hidup akan terus berjalan dan bagian-bagian cerita kehidupan akan terus berlanjut dan sambung-menyambung dari yang satu ke yang lainnya. Akan sangat disayangkan sekali kalau aku menghabiskan waktuku untuk kesedihan. Aku memilih untuk tersenyum dan sesekali tertawa menjalani kehidupan ini.
Saturday, July 15, 2017
Pengalaman Melatih Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Teaching English Writing Skill Experience)
Seiring berjalannya les ini, yang biasa saya awali dengan berbincang-bincang dulu, telah menghasilkan beberapa tulisan tentang beberapa topic berikut.
1. My last vacation
2. Learning English
3. Comic review
4. School uniform
5. Back to school
6. Writing in English (tulisan ini belum selesai)
Setiap kali saat berbincang, saya sambil menuliskan di selembar kertas dan memetakan beberapa garis besar hal-hal yang sedang kami bicarakan. Catatan ini nantinya akan membantu murid saya untuk membuatnya dalam bentuk tulisan. Setelah saya rasa beberapa ide mengenai topic yang dibicarakan sudah cukup, saya memberikan gambaran format atau penyusunan ide-ide itu dalam tulisan yang pada umumnya diawali dengan Opening (Pembukaan), Main ideas (Gagasan utama), dan Closing (Penutup) atau Conclusion (Kesimpulan). Karena singkatnya waktu, saya tidak mendampingi murid saya itu selama menulis hingga selesai.
Saya memulai pertemuan berikutnya dengan meminta si murid untuk membaca ulang dan memeriksa kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam tulisannya, baik secara Spelling (Ejaan), Punctuation (Penulisan) atau Grammar (Tatabahasa). Setelah itu barulah saya memeriksa kembali dan membahas beberapa hal yang bias dipelajari. Memang masih ada banyak kesalahan yang saya lihat, tapi saya tidak mengemukakan semuanya. Diantara beberapa hal yang kami bahas adalah:
- Penggunaan Verb (Kata kerja) dalam Past Tense
- Will can -- > Will be able to
- Penggunaan "because" di awal kalimat
- Penggunaan contraction (don't, I'm)
- dll.
Setiap anak pasti punya kemampuan menulis yang berbeda-beda dengan kesalahan yang beragam pula. Dalam kasus ini, saya tidak terlalu menekankan pada komponen Cohesion dan Coherence karena saya khawatir akan membuat dia overloaded dan kemudian tidak merasa bebas lagi dalam menulis. Oleh karena itu, saya mencoba untuk membantu si murid dengan memberikan format atau template bagaimana sekumpulan ide-ide yang ada bisa disusun dalam sebuah tulisan.
Berdasarkan pengalam ini, terdapat beberapa hal yang saya pelajari dalam melatih kemampuan menulis anak:
- Pilihlah topik yang cukup familiar bagi si anak, jadi si anak punya stok ide
- Pancing si anak untuk mengelurakan ide-idenya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
- Catatlah ide-ide yang dibicarakan ke sebuah mind-map sederhana
- Berilah bocoran bagaimana untuk memulai tulisan, menghubungkan gagasan dan mengakhiri tulisan dengan memberikan satu frasa atau kalimat.
Sekian dan semoga bermanfaat. Dokumentasi pengajaran ini bisa dilihat di http://gg.gg/teachingwritingexperience
Wednesday, June 21, 2017
Catatan Idul Fitri 2016
Thursday, May 11, 2017
Catatan 10/05/2017 (Proyeksi Peristiwa Dipenjarakannya Pak Ahok dalam Kacamataku)
Padahal nyatanya, di beberapa kesempatan majelis ta'lim ataupun tabligh akbar yang pernah aku hadiri, aku tidak jarang mendengar si Da'i atau penceramah mengungkapkan hal-hal yang bias dikategorikan 'menistakan' keyakinan agama lain ataupun isi dari kitab suci agama lain secara terang-terangan. Tidak ada yang menuntut. Masih saja, buatku pribadi memang sulit untuk mengambil kesimpulan apakah pernyataan beliau itu memang berniat 'menistakan' atau tidak. Tapi yang jelas, beliau sudah meminta maaf. Selebihnya, bukankah Allah yang paling tahu?
Aku sedih, kenapa Islam yang aku pahami penuh dengan kasih sayang bisa sejahat ini kepada seseorang? Apalagi kepada seseorang yang kita semua bisa tahu telah melakukan banyak kontribusi terhadap negara. Karena beliau orang Cina? Karena beliau bukan muslim? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku akan mendapatkan perlakuan yang sama oleh golongan yang anti Islam (karena aku orang muslim) atau anti Jawa (karena aku keturunan jawa) atau anti - Indonesia (karena aku orang Indonesia). Sederhananya, jika aku berada di posisi beliau, mungkin aku sudah kehilangan banyak energy, harapan, semangat dan akhirnya menyerah.
Tapi apalah arti semua tulisanku diatas ini, masih ada banyak ilmu yang aku belum tahu. Tapi setidaknya, kata hatiku mengatakan seharusnya semua ini bisa lebih baik. Allahu a'lam bis showab.
___________
Anyway, di detik terakhir aku membuat catatan di atas, aku menemukan sebuah ungkapan salah satu dosenku dan aku pun setuju bahwa yang menyayangkan dan yang menyedihkan saat ini bukanlah agama yang mana, tetapi para pemeluk agama itu yang memilih untuk bersikap sedemikian rupa terhadap pemeluk agama lain.
Monday, May 8, 2017
Catatan 01/01/2015
Sedungguhnya tak ada sesuatu apapun yang terjadi tanpa seizing-Mu. Aku berusaha menghindarinya, tapi dengan mudahnya Kau pertemukan kami. Apakah maksud-Mu dengan semua ini ya Allah...?
Ini adalah pertama kalinya Kau menempatkan aku pada keadaan yang istimewa sebagai seorang wanita. Segala puji bagi-Mu ya Allah yang telah memberiku kesempatan untuk menikmati perasaan yang campur aduk waktu itu.
Ya Allah...
Mungkin memang aku merasakan hal ini berharga, tapi mungkin juga bagi dia hal ini adalah hal yang biasa. Aku tidak boleh berbunga-bunga karena peristiwa ini.
Sesungguhnya aku takut jatuh cinta padanya.
Kenapa aku takut?
Engkau pasti lebih mengetahui dan memahamiku.
Hmmm..
Ketika aku jatuh cinta, maka aku akan mengharapkannya.
Ketika aku mengharapkannya, maka aku akan tersakiti jika tidak bersamanya.
Padahal, apapun yang terjadi hanyalah atas izin-Mu.
Untuk itu ya Allah Sang Penggenggam seluruh jiwa, aku mohon bantuan-Mu untuk senantiasa menyerahkan segalanya pada-Mu, sehingga jadilah aku penikmat seluruh ketentuan-Mu.
Apakah aku ragu dan takut kalau-kalau apa yang Kau berikan akan menyusahkanku?
Sama sekali tidak ya Allah.
Bukankah Kau sendiri yang berjanji akan memberikan yang terbaik bagi semua hamba-Mu, apalagi bagi mereka yang senantiasa terus berusaha melakukan ketaatan pada-Mu?
Dan bukankah Kau tak pernah ingkar janji ya Allah?
Oleh karena itu, aku mohon tuntunlah aku dan berikanlah aku petunjuk ya Tuhanku. Aammiin.
*Catatan ini dibuat beberapa waktu setelah melakukan perjalanan ke Kota Cirebon. Semua rangkaian latar belakang peristiwa yang tersirat pun terjadi di Cirebon. Biarlah Kota Cirebon jadi saksi.
Tuesday, August 30, 2016
Catatan Pertama di Kelas
Amar suka sekali dengan warna biru dan dia menjelaskan sebisa mungkin dan dengan penjelasan yang cukup lebar bahwa dia memiliki attention deficit. Semoga aku selalu ingat hal ini dan membantu dia untuk tetap mengikuti pelajaran dengan baik.
Iraf suka music dan dia sempat mengatakan bahwa dia tidak memiliki ketertarikan pada agama. Terlebih lagi, dia tidak mempercayai konsep agama. Hmmm, untuk saat ini dia memang pada keadaan ini, tapi aku yakin akan datang saatnya Irfa memahami dengan baik sebagai seorang Muslim dan memiliki keyakinan yang kuat.
Ruben senang dengan olahraga dan yang menarik adalah dia sama sekali tidak pernah merasakan mi instan. Jarang sekali orang seperti ini.
*Alhasil, kertas catatannya hilang entah terselip dimana, jadi tulisan ini cukup sekian. Kalau nanti kertasnya sudah ketemu, maka bias dilanjutkan lagi
Sunday, April 8, 2012
Episode 3: Di SMAIT Nurul Fikri, Depok
Bete gituuu
ngantuukkkk
pada sibuk sendiri-sendiri......
oya, hari sabtu kemaren ada Earth Hour di kampus,,,,,,, overall everthings was good, ya walaupun masih ada beberapa problem dan perkataan gak enak dibelakang, apalagi dari kakak kelas,,
tapi ya sudahlahhhh,,,,
agak kecewa...
Thursday, March 29, 2012
Episode 2: Presiden-ku 'SBY'
aku gak jadi nyetrika deh ahirnya. mandi, siap-siap dan berangkat. mba diyah yang daritadi dandan belum juga selesai.
Episode 1: Elegant Style
Ini pertama kalinya aku nulis di blog ini. gak tau si bakal bisa berlanjut atau gak, tapi yaaa,,,,, coba lah. sebab penulisan ini berawal dari salah satu tmen yang nyaranin aku buat numpahin curahan hatiku di blog. aku fikir itu ide bagus, dan gak ada salahnya juga aku coba.
Sebenarnya ku gak suka nulis, tapi mulai belajar buat suka nulis. tapi tetep aja hasil tulisannya gak qualified gitu dehh,,,, disuruh nulis academic writing juga masih gak pecus, yaahhhh,,,, whatever lahhh..
oya,
hal yang pengen aku ceritakan pertama kali disini adalah cerita hariku kemarin.
Training seharian (Thu, Day 254)
Aku semalem tidur agak awal kayanya. Sebelum jam 12. Udah ngantuk banget. Bangunnya pun sebelum jam 8 udah kebangun. Terus sholat dan mandi....
-
Dari kemaren aku resah dan gelisah mikirin tugas corpus. Bingung mau mulai dari mana dan merasa tertekan karena waktunya pendek banget. Dead...
-
Dari pagi aku udah sibuk nyuci baju dan juga belajar. Aku coba dorong diriku buat nyicil ngerjain tugas Corpus Linguistics. Pusing kepala sa...
-
Seingatku hari Senin ini tuh aku overwhelmed gitu. Aku merasa ada banyak hal banget yang harus dikerjain tapi aku kewalahan entah mau mulai ...