Aku mengenal ungkapan 'the center of the universe' dari mantan pacarku beberapa tahun yang lalu ketika waku itu aku dekat dengan seorang teman dan sepertinya mantanku itu memperhatikan bagaimana hubungan atau interaksiku dengan temanku pada saat itu. Suatu saat tiba-tiba dia mengatakan bahwa akan lebih baik kalau aku menjauhi temanku itu atau setidaknya menjaga jarak karena menurut dia, temanku itu menunjukkan sebuah kepribadian bahwa dia adalah pusat alam semesta, atau dengan kata lain 'the center of the universe'.
Saat itu juga aku langsung bertanya apa yang di maksud dengan the center of the universe, dan sederhananya dia menjelaskan bahwa ada beberapa orang yang merasa dirinya adalah pusat alam semesta ini dan mereka selalu menginginkan segala hal untuk bisa terjadi atau terwujud sesui dengan keinginannya. Dan, kalau setiap keinginan dan kebutuhannya itu bisa dipenuhi oleh orang-orang tertentu yang memang pada dasarnya baik dan tulus membantu, mereka bisa memanfaatkannya sesuai dengan kepentingannya. Maka dari itu, ketika berhubungan dengan tipe orang yang seperti ini, dia mengatakan bahwa aku perlu memiliki batasan-batasan tertentu dan tidak harus selalu mengatakan YA. Aku perlu berani untuk mengatakan TIDAK dalam hal atau situasi tertentu. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa semakin diiyakan, orang seperti ini akan semakin ngelunjak.
Sejak saat itu juga, aku langsung melihat ke belakang bagaimana aku menjalin hubungan dengan temanku sampai pada saat itu. Ternyata, iya aku seringkali, bahkan sepertinya selalu mengatakan YA ke setiap hal yang dia ajukan atau minta. Jarang sekali aku mengatakan TIDAK, atau bahkan mungkin tidak pernah. Nah, sejak saat itu juga aku mulai menjaga jarak pertemanan dengan temanku itu karena aku tidak mau terus-terusan dihantui atau dibayang-bayangi oleh kehadirannya yang penuh dengan kepentingannya sendiri. Aku bukan baby sitter. Sejak saat itu juga aku mulai belajar untuk mengatakan TIDAK. Ternyata, tidak mudah ya untuk mengatakan TIDAK atau menolak sesuatu. Bahkan, sampai sekarang pun aku masih belajar. Tidak hanya belajar untuk mengatakan TIDAK ke temanku itu, tapi juga ke teman-teman lainnya di situati tertentu. Pertemanan kami pun masih berlanjut sampai sekarang, tapi yang jelas aku punya garis batas yang aku buat sendiri sampai sejauh mana hubungan kami terjalin.
Nah, selain itu, tentang the center of the universe, ini membuatku merenungkan kembali apakah aku termasuk salah satu orang yang juga berperilaku sebagai pusat dari alam semesta? Mungkin ada kalanya di perjalanan hidupku sampai saat ini secara tidak aku sadar aku begitu. Tapi, sejak saat itu juga aku lebih berhati-hati dan berusaha memberikan pemahaman kepada diriku sendiri bahwa tidak semua orang harus menerimaku atau mengiyakan apa yang aku katakan atau apa yang aku minta. Setiap orang berhak untuk mengatakan YA atau TIDAK dan aku harus siap dengan itu. Lagi-lagi, aku bukanlah pusat dari alam semesta ini, tapi aku hanyalah sebagian kecil di dalamnya.
Kalau kamu bagaimana? Masih jadi pusat alam semesta?
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.