(15 Sep 2019)
Manusia itu terbatas ruang dan waktu, tetapi sekarang hal ini sepertinya tidak berlaku lagi karena keterbatasan ruang dan waktu ini sudah dirobohkan oleh perkembangan teknologi dalam bentuk berbagai sosial media dan berbagai cara komunikasi lainnya. Lalu manakah yang lebih membuat hidup kita bahagia, aman dan nyaman? Apakah keterbatasan itu atau keleluasaan itu. Sepertinya, kita bisa lihat kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga kita bisa lebih bijak dalam bersikap.
Aku masih ingat sekali pernyataan judul ini disampaikan oleh Abi dari Pesantren Ekologi At-Thariq Garut ketika aku dan Teh Vina berkunjung ke sana untuk belajar dan mendapatkan banyak nasehat. Mungkin sebelumnya aku sudah pernah mendengar ungkapan ini, tapi aku sangat ingin mengingat saat beliau mengatakannya meskipun aku sudah lupa dalam konteks apa saat itu kami berbincang.
Manusia terbatas ruang dan waktu. Kita semua terbatas ruang dan waktu. Hanya yang ada di sekitar kita saat ini lah yang bisa kita rengkuh atau jangkau, sehingga kita berada di dalam ketidaktahuan tentang apa yang ada di luar jangkauan ruang dan waktu yang kita ada didalamnya. Keterbatasan ini membuat kita akan bertindak dan melihat apa-apa yang kita lihat berdasarkan apa yang benar-benar kita hadapi dan alami tanpa adanya interfensi dari hal-halyang memang berada diluar jangkauan dan kendali kita sehingga dalam menghadapi masalah, kita seutuhnya bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan. Kita akan menjadi lebih fokus terhadap diri sendiri, kemajuan atau kemunduruan diri sendiri dan tidak sibuk dengan bagaimana kehidupan orang lain.
Akan tetapi, aku merasa sosial media saat ini membuatku mendapatkan terlalu banyak informasi. Apapun yang aku ingin tahu bisa aku dapatkan. Sayangnya kadangkala apa yang aku lihat di sosial media tidak sedikit tentang kehidupan orang lain yang ada di postingan status atau story mereka. Disinilah keterbatasan ruang dan waktu itu tidak berlaku lagi karena aku bisa tahu apa yang terjadi diluar jangkauanku melalui sosial media ini. Kalau memang media dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi penting terkait berbagai keperluan yang dimiliki untuk menghadapi tantangan atau memecahkan masalah yang ada dalam jangkauan ruang dan waktu maka sangatlah bermanfaat. Akan tetapi, jika informasi yang didapatkan dari berbagai sosial media adalah mengenai kehidupan orang lain yang pada dasarnya di luar keterbatasan ruang dan waktuku untuk dijangkau secara konvensional, maka ini akan menjadi bahaya. Kehidupanku bisa jadi bukan lagi menjadi fokus dari hidup yang aku jalani untuk menjadi hidup seutuhnya dengan kesadaran penuh akan hal-hal di sekelilingku. Semakin aku melihat kehidupan orang lain yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan keperluan ataupun apa yang sedang aku jalani di kehidupanku sendiri, maka ini akan membuatku melihat bahwa aku hidup di tengah-tengah atau dalam bayang-bayang kehidupan orang lain. Kamu bisa lihat perbedaanya?
Dari sini lah aku memutuskan untuk setidaknya mengurangi penggunaan sosial media meskipun bukanlah hal yang salah juga untuk tau beberapa hal yang dilakukan oleh teman dekat maupun jauh, saudara dekat maupun jauh. Salah satu langkah yang aku lakukan adalah dengan uninstall aplikasi beberapa sosial media seperti Instagram dan Facebook dari HP dan hanya membukanya di laptop. Jadi, aku bisa mengisi waktu luang dengan membaca atau menulis catatan di HP.
Kalau dipikir-pikir, kabar-kabar terbaru di media sosial itu cuma memperbanyak bahkan sampai memenuhi ingatan dan pikiranku yang terkadang atau bahkan seringkali menggangguku untuk berpikir dengan jernih. Bahkan, ada kalanya ini bisa mengintervensi saat aku mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup yang pada hakikatnya terpusat sama diriku sendiri dan akulah yang bertanggung jawab seutuhnya. Oh ya, sudah ada banyak orang bunuh diri gara-gara sosial media karena mereka tidak kuat menerima atau mendapatkan tanggan dari sana.
----------
Sebelumnya aku sudah membuat tulisan tentang ini di #Day13. Ternyata aku punya catatan handphone tersendiri yang aku tuliskan di atas yang sudah kusimpan sejak dua tahun yang lalu. Akhirnya tertulis juga di sini.
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.