Dua bulan yang lalu aku memesan beberapa buku online di Shopee dari Big Bad Wolf Books. Salah satu buku yang aku beli adalah tentang Dalai Lama. Bukan tentang latar belakang atau perjalanan hidupnya, tapi lebih tentang pemikiran ataupun ajaran dan nilai-nilai yang ingin dia sampaikan dan sebarkan di seluruh dunia ke semua orang. Kalau tidak salah, aku dengar nama Dalai Lama untuk pertama kalinya dari Ibu Nisa, salah satu dosen S1-ku. Aku sudah tidak terlalu ingat momen apa waktu itu, atau apa yang Ibu Nisa sampaikan. Yang jelas, pada saat itu juga aku mulai ingin tahu tentang Dalai Lama. Aku mulai penasaran. Anehnya, sejak saat itu akupun tidak pernah searching di internet atau baca buku tentang Dalai Lama. Eh, sepertinya aku sempat Googling, tapi tidak banyak informasi yang aku ingat. Oleh karena itu, karena ada diskon besar-besaran di BBW, aku beli buku tentang Dalai Lama.
Dari sekian buku yang aku beli, lebih dari 10 buku, aku langsung baca buku yang satu ini dan aku berencana untuk menuliskan apa yang aku baca setelah aku selesai. Karena jumlah halamannya tidak terlalu banyak, aku bisa selesai kira-kira tiga hari. Sayangnya aku tidak langsung menulis. Aku tunda terus-terusan. Tapi, waktu itu aku sempat menandai bagian mana yang ingin aku tuliskan. Di bagian akhir buku ada rangkuman poin-poin nilai yang ingin Dalai Lama sampaikan. Di tulisan sini aku tidak akan menyampaikan ulang apa yang tertulis di buku, tapi aku ingin menuliskan apa saja yang sudah aku pelajari dan aku pahami dari sana.Tuesday, March 23, 2021
Pesan-pesan Dalai Lama #Day19
Ada 6 prinsip mendasar menurut dalai lama:
Pertama, bebas kekerasan. Pastinya seburuk apapun konflik yang terjadi antar individu ataupun antar kelompok, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Seingatku ini jugalah yang jadi salah satu misi Mahatma Gandhi di zamannya untuk melawan penjajahan yang dia dan rakyatnya alami saat itu. Adu kekuatan dengan kekerasan bukannya menyelesaikan sebuah masalah malah sebaliknya akan semakin memperburuk situasi dan menjatuhkan banyak korban. So, what's the point?
Kedua, toleransi. Tolerasnsi inilah yang menurutku sangat penting untuk terus diperkuat terutama di negaraku Indonesia tentang toleransi antar agama. Pengelompokan orang ke dalam beberapa agama membuat mereka melekat dengan status dan identitas masing-masing dan seringkali secara mereka tidak sadar menimbulkan eklusivitas masing-masing sehingga toleransi dengan kelompok lain semakin terkikis. Alhasil, mudah sekali untuk mengadu domba dan menimbulkan konflik antar kelompok. Lebih parah lagi kalau sampai kekerasan pun juga dilakukan. Makanya, Dian, temanku, pun pernah bilang andaikan saja tidak ada agama di dunia ini yang mengotak-ngotakkan orang, pastilah lebih damai.
Ketiga, menerima setiap agama dengan keunikannya. Aku sangat setuju dengan prinsip ini. Semakin aku dewasa dan semakin aku membuka diri untuk berdialog dengan teman-teman dari agama lain atau bahkan mengikuti pengajian di agama lain, aku semakin menemunkan bahwa setiap agama menganjurkan untuk melakukan perbuatan baik dan berkasih sayang antar sesama. Sesama dengan siapa? Ya sesama manusia dan makhluk hidup lainnya termasuk hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Jadi, tidak terbatas hanya ke sesama dalam kelompok agama itu saja. Hanya saja memang setiap agama mempunyai caranya masing-masing dalam mengekspresikannya yang perlu kita hormati.
Keempat, what religion means today, the Pope of the East replied, "A religious person is someone who collaborates in preserving the Earth." Ya, betul juga. Jadi, pelestarian bumi ini menjadi tujuan besar bersama seluruh umat manusia terlepas dari agama apapun yang di anut. Dengan kata lain ini bisa menjadi agama atau keyakinan universal bagi semuanya. Tapi ya lagi-lagi, terlalu banyak orang-orang yang dalam beragama terlalu mempertimbangkan persoalan surga dan neraka, pahala dan dosa dari amalan-amaln ibadahnya setiap hari. Apalagi hal hal teknis dan sederhana yang sebenernya tidak perlu menjadi bahan perdebatan lagi. Padahal ada misi yang lebih besar, yaitu melestarikan bumi ini.
Kelima, kesabaran. Pastinya tidak ada hal yang secara instan terwujud. Semuanya membutuhkan waktu. Ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Apalagi ini terkait urusan semua umat manusia yang bahkan setiap dari mereka memiliki kepentingan-kepentngan masing-masing, entah di level individu atau kelompok. Pasti bumi ini bisa kita terus lestarikan kalau semua orang yang sudah peka dan peduli tetap terus bergerak dan menyebarkan pengaruh baiknya ke semua orang, setidaknya dimulai dari lingkaran sosial sekitar terdekatnya.
Keenam, kematian dan kelahiran kembali. Ada banyak sekali kitab suci yang menyajikan konsep tentang kematian dan kelahiran kembali di beberapa agama tertentu. Tetapi, kita tidak pernah tahu secara pasti apa yang akan terjadi nanti ketika kita sudah meninggal dunia, apakah kita akan masuk surga, atau masuk neraka? Atau mungkin sebenarnya surga dan neraka itu tidak ada? Dan soal kelahiran kembali, dalam bentuk apakah aku akan terlahir kembali nantinya? Apakah menjadi lebih baik atau lebih buruk? Apalah artinya memperdebatkan atau merisaukan bagaimana kehidupan setelah kematian atau kelahiran kembali nanti kalau bahkan kita pun tidak ada yang tahu bahwa sedemikian rupalah yang akan terjadi. Intinya adalah, biarkanlah persoalan ketidakpastian dalam kematian dan kelahiran kembali itu, lebih fokuskan kepada apa-apa yang bisa kita lakukan saat ini di kehidupan sekarang yang jelas-jelas kita ada di dalamnya.
Inilah akibatnya kalau jarak antara membaca dan manulis cukup jauh, ada beberapa pemahaman atau ide yang mungkin sudah terlupakan atau hilang. Setidaknya satu daftar keinginan atau rencana ku sudah tertunaikan. Alhamdulillah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mulai tertata (Fri, Day 17 2025)
Dari bangun, langsung bergegas mulai belajar. Padahal rencana mau bangun jam 7. Eh malem semalem baca 2 artikel sebelum tidur dan bikin susa...
-
Sejujurnya, gak banyak yang aku ingat di hari Selasa ini. Aku ini nulisnya di malem Senin. Udah lewat waktu sebetulnya. Daripada bolong, men...
-
Akhir pekan kami masih berlanjut. Meskipun semaleman tidurku kurang nyaman, kaki berasa ngilu banget. Kecapean kayanya jalan kesana kemari n...
-
For anyone of you planning to go to the UK and need a visit visa, here is what you need to know. This information is based on my experience ...
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.