Dua hari yang lalu aku mengikuti acara virtual langsung perayaan Hari Perempuan Internasional 2021 di Accenture Malaysia. Di akhir sesi, ada kalimat penutup yang disampaikan oleh pimpinan Accenture Malaysia, Azwan Baharuddin. Aku sangat suka bagaimana beliau menyampaikan pesan-pesannya yang penuh rasa, semangat, ketulusan dan kejujuran sehingga apa yang disampaikan tidak hanya sekedar kata-kata tetapi juga menyalurkan energi ke aku sebagai salah satu pendengarnya. Dan, jika suatu saat nanti aku menjadi seorang pemimpin entah di sebuah perusahaan, komunitas, daerah, ataupun yang lainnnya, aku akan melakukan hal yang serupa.
Kamu adalah cerminan dari panutanmu (your role model). Inilah hal yang muncul pada saat itu juga. Hal ini membuatku merenungkan kembali siapa saja yang sudah menjadi panutanku selama ini dan apa saja hal yang sudah aku cerminkan dalam kehidupanku.
Pengaruh yang sangat besar dalam caraku menjadi seorang guru adalah Miss Yannik, salah seorang dosen ketika aku belajar S1 di Sampoerna School of Education (SSE). Aku sangat suka bagaimana cara beliau membangun hubungan dengan setiap mahasiswa yang sangatlah personal sehingga setiap mahasiswa, termasuk aku, merasa dekat dengan beliau. Dan, karena kedekatan inilah aku merasa aman dan nyaman mengikuti kelas beliau. Tapi, bukan berarti kami bisa berbuat seenaknya. Peraturan kelas, ketentuan tugas dan penilaian harus tetap ditaati dengan semestinya. Salah satu keinginanku adalah menjadi seorang guru seperti beliau dan sampai saat ini aku masih terus menerapkannya. Terima kasih, Miss Yannik.
Aku mencoba mengingat lagi siapa saja yang sudah menjadi sosok panutan di beberapa aspek kehidupanku. Mungkin karena terlalu banyak, jadi aku tidak bisa menentukan yang manapun. Bagaimana bisa banyak? karena dari setiap orang, entah siapapun itu, aku selalu yakin dia mempunyai hal positif yang bisa aku pelajari dan bisa aku ambil untuk aku simpan dan amalkan.
Aku jadi ingat Mba Ieie. Dia adalah teman kerjaku ketika aku kerja paruh waktu sambil kuliyah di Jakarta. Saat itu aku sedang berpacaran dengan seseorang dan hampir setiap hari pasti SMSan atau teleponan. Aku masih ingat waktu itu kami sedang makan malam di pinggir jalan dan dia nyeletuk "Teleponan SMSan terus sama pacar, udah telepon Bapak Ibu belum?" Sejak saat itu juga aku berusaha untuk terus berkomunikasi dengan Bapak dan Ibu setiap hari lewat telepon, tepatnya setiap pagi. Aku selalu mengobrol dengan Bapak paling tidak satu jam biasanya. Makadari itu ketika Bapak meninggal dunia, aku sama sekali tidak merasa menyesal atau bersalah karena tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan Bapak karena aku ada di Jakarta dan Bapak di Lampung. Kami sudah menjalin komunikasi dan hubungan yang sangat baik di hari-hari kami dengan jarak jauh.
Siapa lagi, ya? Ada banyak. Akhir-akhir ini aku sedang banyak menyimak pelajaran-pelajarn dari Sadhguru untuk bisa aku terapkan di kehidupan sehari-hari.
Yang pastinya, panutanku dan pahlawanku adalah Bapak. Banyak sekali hal yang sudah aku pelajari dari Bapak dan sampai saat ini sudah aku terapkan. Bahkan bisa jadi aku karakter dan sifatku sudah menyatu dengan hal-hal yang diajarkan Bapak tanpa aku sadari. Bapak selalu mengajarkan untuk tenang (stay calm). Bapak mengajarkan untuk tidak usah muluk-muluk dalam mengejar suatu ambisi atau keinginan. Bapak mengajarkan untuk menjadi pribadi yang tegas dalam mengambil keputusan dan selalu siap menanggung segala akibat yang mungkin terjadi. Bapak mengajarkan untuk santai saja (chill out) ketika menghadapi suatu kegagalan dan terus maju ke depan dengan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk perbaikan. Bapak mengajarkan untuk tidak pernah takut dan dihantui oleh masa depan karena yang terpenting adalah melakukan yang terbaik sekarang. Bapak mengajarkan banyak hal yang seringkali dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa para Nabi atau sahabat. Dan, Bapaklah yang mengenalkan aku tentang Allah swt. dan Rasulullah saw. yang penuh cinta dan kasih sayang.
Dengan kata lain, ketika kamu ingin mengenali seseorang, salah satu caranya ialah dengan mencari tahu atau mengenali siapa panutannya.
Dan, coba deh berhenti sejenak, siapa saja sih panutan kamu sehingga kamu menjadi dirimu saat ini?
No comments:
Post a Comment
Thank you for the comment.