Thursday, May 11, 2017

Catatan 10/05/2017 (Proyeksi Peristiwa Dipenjarakannya Pak Ahok dalam Kacamataku)

Kemarin, aku mendengar kabar bahwa Bapak Ahok telah divonis hukuman penjara selama dua taahun terkait penistaan agama yang telah dilakukannya di pidato beberapa waktu yang lalu di Kepulauan Seribu. Selama ini aku selalu mengamati pendapat teman-temanku dan juga beberapa guru-guruku di beranda facebook. Lagi-lagi, ada dua kelompok yang mengungkapkan pendapatnya yang berbeda. Entah mana yang bisa aku golongkan kanan ataupun kiri, mana yang hitam ataupun yang putih. Mungkin aku terlalu cemen untuk tidak meletakkan diriku di salah satu keduanya. Aku lebih memilih untuk membaca, mengamati dan mempelajari bagaimana keduanya merangkai kerangka pikiran masing-masing sehingga pada akhirnya muncullah kesimpulan yang diungkapkan setiap saat di Facebook.

Jujur, aku sedih ketika para umat muslim mengkoar-koarkan kasus penistaan yang telah dilakukan oleh Pak Ahok yang menurut pendapatku pribadi, apa yang dikatakan beliau saat itu belum tentu merupakan sebuah penistaan. Yang menariknya, malah ungkapkan Pak Ahok membuat para umat muslim untuk mempelajari lagi hal yang telah disampaikan. Ngomong-ngomong, aku jadi tergelitik untuk mencari tahu di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) apa sih itu 'menistakan'? Apa sih itu 'penistaan'? Dan apa sih yang dimaksud dengan 'penista'? (karena keterbatasan koneksi saat ini, jadi aku belum nemu juga).

Padahal nyatanya, di beberapa kesempatan majelis ta'lim ataupun tabligh akbar yang pernah aku hadiri, aku tidak jarang mendengar si Da'i atau penceramah mengungkapkan hal-hal yang bias dikategorikan 'menistakan' keyakinan agama lain ataupun isi dari kitab suci agama lain secara terang-terangan. Tidak ada yang menuntut. Masih saja, buatku pribadi memang sulit untuk mengambil kesimpulan apakah pernyataan beliau itu memang berniat 'menistakan'  atau tidak. Tapi yang jelas, beliau sudah meminta maaf. Selebihnya, bukankah Allah yang paling tahu?

Saat ini, aku heran dengan saudara-saudariku seiman, bagaimana bisa mereka secara 100%, atau bahkan 1000% menutup pandangannya untuk melihat dan mengkaji kembali apa yang tejadi dengan rasa kemanusiawian. Bukankah muslim pun perlu memanusiakan manusia? Sayangnya, sepertinya mereka sudah mentok pada apa yang dipercayainya  yang tertulis di Al-Quran dan ditambah kan lagi  apa yang digembor-gemborkan oleh masing-masing pemimpin pengajian mereka.

Aku sedih, kenapa Islam yang aku pahami penuh dengan kasih sayang bisa sejahat ini kepada seseorang? Apalagi kepada seseorang yang kita semua bisa tahu telah melakukan banyak kontribusi terhadap negara. Karena beliau orang Cina? Karena beliau bukan muslim? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku akan mendapatkan perlakuan yang sama oleh golongan yang anti Islam (karena aku orang muslim) atau anti Jawa (karena aku keturunan jawa) atau anti - Indonesia (karena aku orang Indonesia). Sederhananya, jika aku berada di posisi beliau, mungkin aku sudah kehilangan banyak energy, harapan, semangat dan akhirnya menyerah.

Tapi apalah arti semua tulisanku diatas ini, masih ada banyak ilmu yang aku belum tahu. Tapi setidaknya, kata hatiku mengatakan seharusnya semua ini bisa lebih baik. Allahu a'lam bis showab.
___________

Anyway, di detik terakhir aku membuat catatan di atas, aku menemukan sebuah ungkapan salah satu dosenku dan aku pun setuju bahwa yang menyayangkan dan yang menyedihkan saat ini bukanlah agama yang mana, tetapi para pemeluk agama itu yang memilih untuk bersikap sedemikian rupa terhadap pemeluk agama lain.

Monday, May 8, 2017

Catatan 01/01/2015

Ya Allah ya Tuhanku...

Sedungguhnya tak ada sesuatu apapun yang terjadi tanpa seizing-Mu. Aku berusaha menghindarinya, tapi dengan mudahnya Kau pertemukan kami. Apakah maksud-Mu dengan semua ini ya Allah...?

Ini adalah pertama kalinya Kau menempatkan aku pada keadaan yang istimewa sebagai seorang wanita. Segala puji bagi-Mu ya Allah yang telah memberiku kesempatan untuk menikmati perasaan yang campur aduk waktu itu.

Ya Allah...
Mungkin memang aku merasakan hal ini berharga, tapi mungkin juga bagi dia hal ini adalah hal yang biasa. Aku tidak boleh berbunga-bunga karena peristiwa ini.
Sesungguhnya aku takut jatuh cinta padanya.
Kenapa aku takut?
Engkau pasti lebih mengetahui dan memahamiku.

Hmmm..
Ketika aku jatuh cinta, maka aku akan mengharapkannya.
Ketika aku mengharapkannya, maka aku akan tersakiti jika tidak bersamanya.
Padahal, apapun yang terjadi hanyalah atas izin-Mu.

Untuk itu ya Allah Sang Penggenggam seluruh jiwa, aku mohon bantuan-Mu untuk senantiasa menyerahkan segalanya pada-Mu, sehingga jadilah aku penikmat seluruh ketentuan-Mu.
Apakah aku ragu dan takut kalau-kalau apa yang Kau berikan akan menyusahkanku?
Sama sekali tidak ya Allah.
Bukankah Kau sendiri yang berjanji akan memberikan yang terbaik bagi semua hamba-Mu, apalagi bagi mereka yang senantiasa terus berusaha melakukan ketaatan pada-Mu?
Dan bukankah Kau tak pernah ingkar janji ya Allah?

Oleh karena itu, aku mohon tuntunlah aku dan berikanlah aku petunjuk ya Tuhanku. Aammiin.

*Catatan ini dibuat beberapa waktu setelah melakukan perjalanan ke Kota Cirebon. Semua rangkaian latar belakang peristiwa yang tersirat pun terjadi di Cirebon. Biarlah Kota Cirebon jadi saksi.

ATLAS.ti keren! (Day 129)

Aku ke kampus agak siangan buat ikutan sesi training cara pakai ATLAS.ti buat analisa data, terutama analisa qualitative. Keren banget sih t...