Saturday, February 26, 2022

Tips bagi interpreter pemula

Menindaklanjuti tulisan sebelumnya tentang beberapa tantangan yang mungkin dihadapi seorang interpreter, terutama para pemula, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dicoba. 

Mintalah materi presentasi sebelum acara

Mengetahui materi apa saja yang akan disampaikan selama acara akan sangat membantu dan memudahkan interpreter. Biasanya para pembicara sudah menyediakan PPt Slides yang diberikan ke panitia penyelenggara. Sama sekali tidak ada salahnya untuk meminta salinan materi tersebut untuk dipelajari sehingga beberapa istilah atau terminologi penting yang dipakai bisa dipelajari terlebih dahulu dan ditemukan padanan katanya yang paling tepat. Selain itu, salinan materi ini juga sangat membantu untuk mengetahui garis besar atau inti dari materi yang disampaikan sehingga pesannya tidak berkurang atau bahkan hilang selama melakukan penerjemahan dengan beberapa kendala yang mungkin terjadi seperti suara yang tidak jelas ataupun terputus-putus. Informasi mengenai susunan acara pun sama pentingnya untuk dipersiapkan supaya kesalahan dalam penyebutan nama pembicara atau lembaga asal dapat dihindari. 

Pastikan tenang dan nyaman supaya tetap fokus

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada kemungkinan menerjemahkan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia jauh lebih sulit dibandingkan sebaliknya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk menenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam dan dihembuskan secara perlahan setidaknya satu atau dua kali sebelum sesi dimulai. Minum air putih pun bisa membantu untuk menenangkan diri. Temukan posisi ternyaman selama melakukan penerjemahan supaya tetap fokus. Setiap orang pasti punya cara dan posisi ternyaman yang berbeda-beda dan pastinya tidak ada yang paling benar ataupun salah. Biasanya aku berjalan mengelilingi ruangan sambil menerjemahkan supaya tetap fokus. Justru duduk diam di kursi sambil melihat layar laptop bisa memecahkan konsentrasiku. Tapi, semakin lama dan semakin sering menerjemahkan, aku semakin bisa mengatur tingkat konsentrasiku dengan posisi duduk tenang di kursi.

Ingatkan pembicara untuk berbicara dengan jelas dan tidak terlalu cepat

Setiap pembicara punya gaya dan kecepatan berbicara yang berbeda-beda. Ada yang lambat, ada yang santai dan pastinya ada juga yang cepat. Sayangnya, seringkali keterbatasan waktu yang diberikan selama sesi memaksa para pembicara untuk menyampaikan materinya secara singkat. Alhasil, mereka berbicara terlalu cepat. Kalau hal ini terjadi, mau tidak mau seorang interpreter harus berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap sebanyak-banyaknya informasi yang disampaikan. Meski demikian, tetap tidak ada salahnya untuk mengingatkan si pembicara, melalui pembawa acara sebelum acara dimulai, untuk tidak berbicara terlalu cepat supaya penerjemahan bisa lebih maksimal. Seringkali para pembicara secara tidak sadar berbicara dengan kecepatan tertentu. 

Siap sedia dengan kamus

Tidak bisa dipungkiri ada kalanya otak tiba-tiba nge-blank untuk menerjemahkan kata atau ungkapan tertentu. Alternatif pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan kata yang bermakna mirip atau hampir sama. Akan tetapi ada beberapa istilah atau terminologi yang memang sudah mempunyai padanan kata paling tepat dan tidak bisa digantikan dengan kata lain. Situasi ini bisa diantisipasi dengan mencarinya di kamus. Kamus online jauh lebih efektif dibandingkan kamus fisik karena tinggal ketik saja kata yang dicari dan langsung bisa ketemu. Salah satu contoh kamus online yang bisa digunakan adalah Google translate. Dengan selalu siap sedia kamus ini, seorang interpreter tidak perlu panik selama bertugas. 

Pastikan ruangan aman dan nyaman

Pentingnya konsentrasi penuh selama melakukan penerjemahan bisa didukung dengan menciptakan ruangan yang aman dan nyaman. Aman disini maksudnya terbebas dari segala gangguan terutama suara berisik. Jika tinggal bersama anggota keluarga atau teman dalam satu rumah, maka mereka harus diberitahu sebelum melakukan penerjemahan supaya mereka tidak mengganggu  dengan berbicara keras atau mungkin mengajak berbicara. Matikan handphone atau nada dering supaya notifikasi yang masuk tidak mengganggu. Suara kendaraan lewat yang terdengar dari luar juga bisa mengganggu, jadi lebih baik tutup pintu dan jendela rapat-rapat. Selain itu, pastikan duduk dengan nyaman dan dengan suhu ruangan yang pas, tidak terlalu dingin ataupun terlalu panas. Siapkan air minum secukupnya dan jangan lupa untuk makan sebelum acara dimulai. Rasa lapar bisa membuat badan lemas dan memecahkan konsentrasi. 

Manfaatkan jeda untuk istirahat sejenak

Ada kalanya terjemahan diperlukan sepanjang acara dari pagi sampai sore dan membutuhkan setidaknya 2 interpreter untuk bergantian. Ada beberapa pilihan cara pembagiannya, mungkin per jam, per 15 menit atau per pembicara. Apapun caranya, perlu disepakati oleh kedua belah pihak. Keuntungan dari pembagian ini adalah, seorang interpreter bisa istirahat ketika interpreter lainnya bertugas. Jadi, tidak terlalu capek. Dan, jika sewaktu-waktu salah satu interpreter perlu ke toilet, dia bisa minta tolong interpreter kedua untuk menggantikan sementara. Ceritanya akan berbeda lagi kalau hanya ada satu innterpreter saja selama acara. Harus bisa mencuri-curi waktu jeda antara sesi satu ke sesi berikutnya untuk beristirahat termasuk mengambil nafas, meregangkan otot, minum, atau bahkan ke kamar kecil 

Semua orang butuh waktu untuk belajar dan berlatih mengasah kemampuan, termasuk untuk menjadi seorang interpreter atau penerjemah. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak hal yang bisa dipelajari dan pastinya akan semakin tahu dan paham dengan kelebihan dan kekurangannya. Terus semangat belajar dan berlatih!


Friday, February 4, 2022

Tantangan menjadi interpreter pemula

Hingga saat ini, aku sudah mengajar Bahasa Inggris lebih dari 10 tahun. Aku sudah mulai mengajar les privat Bahasa Inggris sejak aku masih kuliyah S1 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di tahun 2010. Waktu itu, aku memutuskan untuk mencoba mengajar karena selain untuk tambahan uang jajan, aku bisa mulai melatih kemampuan mengajarku. Aku masih ingat beberapa murid les privat yang aku ajar pertama kali di Jakarta. Meskipun waktu itu bayaran les nya tidak besar, tapi pengalamannya sangatlah berharga. Dari Bahasa Inggrisku yang masih belepotan, sedikit demi sedikit aku pun belajar sambil mengajar. Satu hal yang terus aku upayakan adalah untuk mengajar dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat untuk berkomunikasinya. 

Setelah berulang kali mengajar Bahasa Inggris menggunakan Bahasa Inggris juga, suatu hari aku diminta salah satu murid di Jakarta untuk mengajar Bahasa Indonesia. Dia berasal dari Jepang. Dan, ternyata tidak berhenti di situ saja, aku beberapa kali mengajarkan Bahasa Indonesia dengan menggunakan Bahasa Inggris ke beberapa ekspatriat yang tinggal di Malaysia untuk keperluan bisnis mereka. Pastinya hal ini jadi pengalaman lain yang sangat menarik karena tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk bisa mengajarkan bahasaku sendiri ke orang lain dengan menggunakan Bahasa Inggris. Beberapa murid berasal dari Italia, Inggris, Jerman, dan bahkan Malaysia. 

Nah, selain beragam pengalaman mengajar ini, akupun terlibat di beberapa proyek terjemahan. Aku masih ingat sekali dulu semasa aku kuliyah, aku sempat diminta seorang kawan untuk membantu dia menerjemahkan sebuah buku yang kemudian aku minta bantuan ke beberapa teman untuk membantu. Jadi, kami bagi-bagi. Itu adalah kali pertama aku melakukan terjemahan. Selain itu, beberapa terjemahan pun mulai muncul ketika aku belajar S2 karena ada beberapa dosen di bidang non-Bahasa Inggris yang ingin mempublikasikan artikel penelitian mereka ke penerbit internasional yang pastinya harus dalam Bahasa Inggris. Selain proyek terjemahan, akupun sering dimintai pendapat oleh beberapa teman untuk proofread atau memerisa kembali tulisan mereka dalam Bahsa Inggris. 

Meskipun aku sudah punya banyak sekali pengalaman berkecimpung dalam mengajar dan menerjemahkan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, bukan berarti tidak ada tantangan atau kesulitan ketika aku mulai menekuni bidang interpreter. Aku pun baru menyadarinya ketika aku diminta bantuan jadi interpreter untuk pertama kalinya di salah satu acara melalui Zoom. Untungnya, waktu itu ada satu interpreter lainnya dan kami berdua bertugas menerjemahkan Bahasa Inggris dari dan ke Bahasa Indonesia selama acara. Dan, untungnya lagi, porsiku tidak terlalu banyak waktu itu, jadi aku tidak terlalu kaget. Seiring berjalannya waktu, ternyata itu bukanlah yang pertama dan yang terakhir. Aku diminta lagi untuk membantu acara-acara online dan offline berikutnya, dan bahkan aku disambungkan ke beberapa organisasi internasional lain untuk jadi interpreter juga. Dari sinilah aku bertekad untuk terus melatih kemampuanku. 

Dari beberapa pengalamanku sebagai interpreter pemula, berikut ini adalah beberapa tantangan yang perlu kalian waspadai jika ingin mulai mencoba.

Tidak atau belum terbiasa dengan topik pembahasan 

Sebagai manusia biasa, tidak dipungkiri bahwa setiap orang mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, terutama dalam pengetahuan dan informasi. Mungkin kamu punya pengetahuan dan pemahanan yang sangat dalam dan luas di satu ranah, tapi belum tentu di semua ranah. Hal ini bisa saja terjadi pada kamu ketika menjadi seorang interpreter. Kamu mungkin akan diminta untuk memberikan penerjemahan dalam topik pembahasan yang kamu tidak terlalu tahu atau bahkan mungkin tidak tahu sama sekali. Meskipun idealnya seorang interpreter itu menguasai bidang yang diterjemahkan, bukan berarti kamu tidak boleh melakukannya.

Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia jauh lebih sulit dibandingkan sebaliknya

Kita sudah pakai Bahasa Indonesia sejak kecil, bahkan mungkin sejak bayi. Dan, pastinya kita sudah berjumpa dengan banyak orang yang berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan berbagai macam accent atau gaya bicara. Ada yang cepat ada yang lambat. Ada yang jelas dan ada yang bergumam. Jadi, telinga kita sudah terbiasa menerima keragaman itu dengan mudah untuk kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Sayangnya, hal ini tidak berlaku sebaliknya. Menyimak pembicara berbahasa Inggris ternyata lebih sulit. Pertama, kamu harus mendengarkan dengan baik-baik apa yang diucapkan dari segi kosa kata dan susunan bahasanya karena akan mempengaruhi makna. Hal ini menjadi semakin lebih menantang ketika si pembicara mempunyai accent yang sangat kuat dan berbicara sangat cepat.

Pembicara berbicara cepat

Setiap orang mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda dalam kecepatan berbicara. Ada yang berbicara dengan santai dengan pengucapan yang jelas. Ada juga yang terkesan terburu-buru sampai-sampai sulit untuk menangkap dan mencerna sejenak apa yang sedang diucapkan. Terlepas dari bagaimanapun situasinya, seorang interpreter, kamu harus terus menyampaikan sebaik mungkin dari apa yang sedang dibicarakan. Kalaupun tidak semua kata atau semua kalimat satu persatu, perlu disampaikan gagasan secara garis besarnya.  Salah satu faktor berbicara cepat dikarenakan keterbatasan waktu yang diberikan. 

Terlupa kata-kata tertentu secara tiba-tiba

Sebagai manusia biasa, kita tidak terlepas dari salah dan lupa. Ada kalany kamu akan terlupa satu atau dua kata, satu atau dua ungkapan dari satu bahasa ke bahasa lain yang terselip dari ingatan. Mau tidak mau, di situasi ini kamu perlu terus melanjutkan penerjemahan dan mengabaikan sejenak kelupaan itu dengan coba untuk menggantinya dengan kata atau ungkapan lain yang setidaknya mirip atau berdekatan maknanya. Biasanya, nanti kamu baru akan ingat ketika acara sudah selesai. Lucu sekali, ya. Dan, pastinya menyebalkan juga. 

Sulit untuk berkonsentrasi

Selama melakukan penerjemahan, konsentrasi tinggi dan sepenuhnya sangatlah diperlukan. Konsentrasi bisa terganggu ketika tempat atau ruangan berisik dan ada suara-suara tak terduga yang muncul. Ketika hal ini terjadi, proses untuk menerjemahkan pun bisa tersendat dan akan terus menerus sambung menyambung selama acara. Selain itu, posisi duduk dan suhu ruangan, terlalu dingin atau terlalu panas, yang tidak nyaman pun bisa mengganggu tingkat konsentrasi. 

Durasi yang cukup lama

Dalam melakukan interpretasi secara terus menerus, sebenarnya durasi maksimal adalah 1 jam. Oleh sebab itu, seringkali di beberapa acara, panitia pengelenggara mempunyai beberapa interpreter supaya mereka  tidak terlalu lelah dan bisa bergantian. Ketika sebagai interpreter, kamu sudah mulai merasa lelah, maka daya konsentrasimu akan menurun dan kualitas interpretasi pun pastinya akan ikut menurun. Mungkin 1,5 jam  masih bisa, tetapi untuk 2-3 jam tanpa jeda, kamu akan sangat kelelahan. 

Terlepas dari beberapa tantangan di atas, semua hal pasti ada permulaan dan tahap belajarnya, begitu juga bagi kita para interperter pemula. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, aku akan tuliskan beberapa tips untuk kalian di tulisan berikutnya, ya. 

Di bawah ini beberapa foto kegiatan ketika aku menjadi interpreter dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan sebaliknya. 








ATLAS.ti keren! (Day 129)

Aku ke kampus agak siangan buat ikutan sesi training cara pakai ATLAS.ti buat analisa data, terutama analisa qualitative. Keren banget sih t...